Grand Syaikh al-Azhar, Prof. Dr. Syaikh Ahmad ath-Thayyib, beserta Majelis Hukama’ al-Muslimin yang dipimpinnya tiba di Jakarta pada Minggu, 21 Februari 2016, malam dan disambut oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Kunjungan ini untuk mempererat hubungan antara masyarakat Muslim Indonesia dengan al-Azhar, terutama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan dakwah keagamaan.
Kunjungan selama enam hari ini dimulai dengan pertemuan Majelis Hukama’ al-Muslimin di Hotel Grand Hyatt setelah sebelumnya bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pada 23 Februari 2016, Grand Syaikh dijadwalkan akan memberikan kuliah umum dan pertemuan dengan para alumni al-Azhar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah. Setelah itu, Grand Syaikh al-Azhar ini akan meninjau Pusat Studi al-Qur’an pimpinan M. Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama’ al-Muslimin. Rombongan kemudian menuju Masjid al-Azhar, Kebayoran Baru.
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang akan menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Grand Syaikh al-Azhar dalam sidang senat terbuka pada Rabu, 24 Februari 2016. Keesokan harinya, beliau dan rombongan menuju Ponorogo untuk bertemu dengan keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor. Selain menghadiri pembukaan perayaan 90 tahun pondok pesantren tersebut, Syaikh Ahmad ath-Thayyib juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor, dan kemudian akan kembali ke Mesir pada Jumat, 26 Februari 2016.
[thumbnail src=”http://quraishshihab.com/wp-content/uploads/2016/02/GRAND-SYAIKH-2-300×200.jpg”]
Tentang Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
Prof. Dr. Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad ath-Thayyib lahir di Qena, Mesir, pada tahun 1946. Silsilah nasabnya sampai kepada Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Al-Asy’ari adalah mazhab akidahnya, Maliki mazhab fikihnya, dan Khalwati tarikat Sufi tempatnya bernaung. Sejak 2010, beliau adalah al-Imam al-Akbar Syaikh al-Azhar (atau biasa disebut Grand Syaikh), yakni pimpinan tertinggi institusi al-Azhar, Mesir, menggantikan Almarhum Prof. Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi. Penetapan jabatan yang setara dengan perdana menteri ini berdasarkan keputusan presiden dengan masa jabatan seumur hidup. Sejak 2014 lalu, Syaikh Ahmad ath-Thayyib memimpin Majelis Hukama’ al-Muslimin, sebuah organisasi internasional independen yang menghimpun para tokoh ulama lintas negara, berhaluan moderat, dan bertujuan mengukuhkan perdamaian di dunia Islam.
[thumbnail src=”http://quraishshihab.com/wp-content/uploads/2016/02/GRAND-SYAIKH-3-300×200.jpg”]
Sebelumnya, Syaikh ath-Thayyib pernah menjabat sebagai Rektor Universitas al-Azhar (2003-2010), Mufti Negara (2002-2003), Anggota Lembaga Riset al-Azhar, Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah, dan Anggota Dewan Tertinggi TarIkat Sufi. Dekan Fakultas Studi Islam di Aswan dan Fakultas Teologi Universitas Islam Internasional di Pakistan juga pernah beliau duduki, selain mengajar di universitas-universitas di Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.